Friday, July 29, 2011

FF " Look at Me, I'm Here!" Part 2

Posted by Kiri_Chan at 5:48 AM 0 comments


=== Mall ===

“ Eun ri ah, cepat sini, cepat.” Teriak nanhee dari jauh.

“Ne, tunggu sebentar.” Aku segera berlari menghampirinya.

“ Lihat-lihat, ada diskon besar. Wah, aku tidak menyesal datang kesini hari ini.” Nanhee berbicara dengan bersemangat, maklum, ia sangat suka shopping.

“Nde, kau kesana lah lebih dahulu. Aku akan melihat-lihat kedalam took buku itu sebentar. Terlalu banyak orang di tempat itu, aku tidak suka.” Aku tidak suka tempat yang banyak orang, hanya membuatku merasa pusing.

“Ok, kau tunggu di toko buku ya, aku belanja dulu. Aku akan membelikanmu sesuatu juga, dan segera menyusulmu kalau sudah kelar.” Nanhee cukup mengerti diriku, dengan segera ia berlari ketempat diskon itu.

               Kami sudah 4 bulan berteman, dan ia sangat mengerti diriku. Walau aku menutupi status asliku kepadanya.


=== Toko Buku ===

Braaakkk …
               Seseorang menabrakku. Buku yang aku baca pun terjatoh.

“ Mianhae. Gwenchana yo?” tanyanya kepadaku.

“ Ne, gwenchana.” Lalu aku memandang namja orang itu.

“ Akh, kau, hmmm, eun ri, right?” tanyanya kepadaku.

“Ne, kyuhyun oppa. Annyeong…” jawabku dengan segera karena mengenalinya.

“Kau sedang apa? Numpang baca gratis ya?” tanyanya bercanda kepadaku.

“Hahaha… Kau tahu aja oppaa. Aku menunggu temanku belanja juga disana. Makanya aku numpang baca gratis disini.”

“Hahaha… Sudah kuduga. Mau temanin aku mencari buku? Kalu kau senggang sih.”

“Ne, aku bisa menemanimu oppa.”

               Kami segera ketempat rak buku yang dituju. Kami terus mengobrol panjang lebar. Ternyata kyuhyun oppa orang yang sangat ramah juga.

“Kyuhyun ah! Cho kyuhyun.” Teriak seseorang memanggil kyuhyun oppa.

               ‘Sepertinya itu suara siwon oppa. Ah, masa iya sih mereka janjian disini?’ Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah itu benar siwon oppa?

“Hmm, Siwon ah, akhirnya kau datang juga. Kenapa kau lama sekali???”

Deg… ‘Ternyata itu memang dia.’ Aku terus berdebar-debar. Aku nggak mau siwon oppa melihatku disini, bersama kyuhyun opa. Ia pasti marah besar kepadaku nanti. Oohh Tuhan, tolonglah aku.
Aku terus menundukkan kepalaku agar siwon oppa tidak mengenaliku.

--- Kyuhyun POV ---

“Hmm, Siwon ah, akhirnya kau datang juga. Kenapa kau lama sekali???” Akhirnya yang aku tunggu-tunggu dating juga. Kenapa dia lama sekali ya.

               Aku ingin mengenalkan siwon ke eun ri, kupikir dia akan senang, karena nama keluarga mereka sama. Kebetulan yang cukup menarik bagiku. Dan dua-duanya pun cukup menarik perhatianku, siwon orangnya supel dan ramah, aku senang menjadi sahabatnya. Sedangkan eun ri, gadis yang menarik, karena dia lucu dan ramah walau ia cukup pendiam.

“ Kau sudah lama? Maaf ya, tadi aku ada urusan sebentar. Biasalah, appaku menyuruh ku membantunya mengerjakan tugas kantornya.” Jawab siwon kepadaku.

“ Ne, lumayan lamalah. Tapi aku tidak sendiri kok. Hehehe… Oia, kenalkan, ini eun ri, nama keluarganya sama dengan mu, choi. Dia adik kelas kita.” Aku mengenalkan eun ri ke siwon.

“Hah?” Siwon Nampak kaget dengan gadis disampingku.

Aku merasa aneh dengan keadaan ini. Siwon sangat terkejut melihat eun ri, sedangkan eun ri hanya menundukkan kepala saja. Entahlah apa yang terjadi, aku benar-benar bingung.

“Oppa, aku harus ketempat temanku sekarang. Sepertinya dia telah selesai belanja. Annyeong kyuhyun oppa… hmm… annyeong siwon seonbae…”
                                                                                                          
               Benar-benar aneh, eun ri berlari meninggalkan kami. Aku jadi bingung dan sedikit kecewa, kenapa dia pergi secepat ini. Apakah karena siwon disini? Ah, tapi mana mungkin, dia kan tidak mengenal siwon. Dan kulihat wajah siwon berubah jadi lebih rileks dibandingkan tadi yang terlihat sangat terkejut.

--- END POV---

               Ah, itu benar siwon oppa. Apa yang harus aku lakukan? Aku harus segera pergi dari sini.

“Oppa, aku harus ketempat temanku sekarang. Sepertinya dia telah selesai belanja. Annyeong kyuhyun oppa… hmm… annyeong siwon seonbae…”

               Tanpa pikir panjang, aku langsung berlari meninggalkan mereka, walau sebenarnya nanhee belum menghubungiku. Aku harus pergi dari sini.
Kuputuskan segera pulang kerumah, sebelumnya aku menghubungi nanhee, bahwa aku tidak bisa menunggunya dengan alasan tidak enak badan.

=== Rumah Keluarga Choi ===
              
               Hari ini cukup menyenangkan, bisa ketemu kyuhyun oppa dan ngobrol panjang dengannya. Tapi, kenapa bisa ada siwon oppa ya? Sepertinya mereka memang janjian. Seandainya aku akrab dengan siwon oppa, aku tidak perlu melarikan diri tadi.
Kenapa eomma harus meninggal saat melahirkan ak? Seharusnya aku saja yang meninggal, sehingga appa dan oppa tidak akan kecewa seperti ini.

               Appa, oppa, aku benar-benar sayang kalian. Aku ingin seperti anak lain yang bisa bercanda dengan keluarga mereka. Aku sangat berharap kalian bisa memperhatikan aku selayaknya keluarga kalian, bukan seperti orang yang menumpang pada kalian.



PS : Diharapkan commentnya ya, supaya saya bisa memperbaiki kesalahan di FF selanjutnya...
       Makasih Karena udah baca >.<

Friday, July 22, 2011

Untitle...

Posted by Kiri_Chan at 10:08 AM 0 comments

Disaat semua orang merasa ragu
Disaat semua orang merasa kecewa
Aku mulai mencari kehampaan
Aku mulai memasuki kegelapan


Meragukan ku yang masih hidup
Meragukanku rasa cintaku
Meragukan kebaikanku
Tetapi semua meyakini kegelapanku


Hanya air yang tersisa di mataku
Hanya kegelapan kini yang ada
Keraguan mengitariku
Memaksaku terus terjatuh dalam gelap


Masihkah aku dibutuhkn?
Masihkah aku diinginkan?
Masihkah aku diperbolehkan menjangkau terang?
Masihkah aku diperbolehkan hidup?

FF " Look At Me, I'm Here! " Part 1

Posted by Kiri_Chan at 8:51 AM 0 comments

Cast : - Cho Kyuhyun
          - Choi Siwon
          - Choi Eun ri - Me
          - Nanhee


              Biasanya orang-orang akan menganggap kelahiran seorang anak itu sebagai anugrah yang diberikan tuhan terhadap mereka. Mereka akan sengat menjaga anugrah itu dengan segenap jiwa mereka. Hingga anak-anak mereka akan merasa sangat bahagia telah dilahirkan. Tetapi hal itu tidak berlaku padaku.

               Yah, aku bukanlah seorang anak yang diharapkan terlahir didunia ini. Appa dan oppaku sangat membenciku. Mereka menganggapku tidak ada, walau pun mereka menyadari keberadaanku, semuanya hanya dianggap sebagai orang lain.
Mungkin awalnya mereka sangat mengharapkanku, tapi semuanya berubah saat eomma ku harus terbunuh diwaktu melahirkanku. Mereka menganggap aku membunuh eommaku.
Itulah kehidupan yang harus kujalani selama ini. Hidup didalam baying-bayang kemarahan keluargaku sendiri.

               Dari lahir aku bernama choi eun ri, eomma yang memberikan nama itu saat ia akan melahirkanku. Sepertinya appa tidak menyukainya jika aku menggunakan nama keluarga choi. Aku juga memiliki seorang oppa, namanya choi siwon. Ia, orang yang sangat baik sebenarnya, tapi tidak terhadapku.

               Hari ini merupakan hari pertamaku masuk sekolah menengah, seperti biasa aku hanya sendiri datang ke sekolah, walaupun oppa ku juga berada disekolah yang sama.
Aku sudah terbiasa dengan keadaan ini, selalu sendirian, walaupun appa pernah mengantarku beberapa kesekolah, itu juga saat aku TK. Appa bilang itu sedikit tanggung jawabnya sebagai rang tua. Mengingat hal itu aku sedikit merasa senang, karena appa masih menganggapku anaknya.

               Aku berharap bisa mendapatkan teman sebanyak mungkin. Dulu saat aku smp, aku hanya memiliki beberapa teman, itu juga hanya sekedar say hello.
Benar-benar sepi hidupku ini.

Braaakk…

“Ouch. Yaaa! Kalau jalan pake matamu, masa orang sebesar ini kau tidak menyadarinya.” Teriak seorang namja dikupingku.

“Mianhae, joengmal mianhae. Aku tidak sengaja, aku tadi sedang bengong. Gwenchana yo?” Ujar ku, merasa bersalah terhadapnya.

“Sudahlah, lupakan. Makanya kalau jalan lain kali lihat-lihat. Untung hanya aku yang kau tabrak, coba mobil yang kau tabrak, bisa-bisa kau yang celaka.” Ujar namja itu.

“Ne, gomawo. Aku akan berhati-hati lain kali.” Ucapku dengan sangat kaku.
Aku sangat takut sebenarnya jika dia dendam padaku nanti.

“Hmmm, kau murid baru ya? Tidak ikut upacara penerimaan murid baru?”

“Ne, aku murid baru. Aku tadi tersesat saat menuju sekolah ini. Sekarang pun aku tidak tahu Dimana letak aulanya.”

“Baiklah, aku akan mengantarmu langsung kekelas saja. Percuma juga ke aula sekarang. Oia, aku Cho Kyuhyun, aku kelas 2 sekarang. Kau siapa?”

“Ne, gomawo seonbae. Namaku choi eun ri. Tapi kau bisa memanggilku eun ri atau ri.”

“Ne, tapi panggil aku dengan oppa saja, tidak usah seonbae. Baiklah, kajja, kita jalan sekarang.” Perintah kyuhyun oppa.

               Aku mengikutinya dari belakang, syukurlah dia bukan orang yang jahat. Tapi, jika dia kelas 2, berarti dia mengenal oppa ku. Aku ingin menanyakannya, tapi aku mengurungkan niatku. Ku rasa oppa tidak akan senang kalau orang-orang mengetahui statusku sebagai dongsaeng nya.


=== Ruang Kelas ===

               Tanpa terasa sudah memasuki pelajaran terakhir. Diawali dengan perkenalan masing-masing murid tentunya. Aku merasa, kelasku ini akan sangat asik. Mereka bisa membaur satu sama lain. Tapi diakhir pelajaran hari ini, aku sudah merasa bosan. Ini salah satu pelajaran yang aku benci, ya, matematika. Hampir semua murid juga tidak menyukainya.

               Untuk menghilangkan rasa bosanku, aku memandang lapangan diluar kelas. Sepertinya ada murid kelas dua sedang berolah raga. Hah, itu kyuhyun oppa. Benar-benar kyuhyun oppa, aku mengenalinya. Dan aku juga melihat siwon oppa disana. Rupanya kyuhyun oppa dan siwon oppa sekelas, mereka sangat akrab.

“Choi eun ri! Choi eun ri!” teriak songsaenim dari depan kelas.

“Ah, ne, seongsaenim.” Aku tersentak mendengarnya dan segera berdiri. Ternyata ia telah memanggilku karena menyadari aku tidak memperhatikan.

“Jawab soal nomor dua ini. Kau itu bukannya memperhatikan malah bengong.”

Aku benar-benar kalap, aku tidak mengetahui jawabannya.

“Sssssttt… jawabanya 67.”  Bisik seorang yeoja disampingku.

“Ne. Gomawo.” Jawabku. “67 jawabanya.” Ucapku segera menjawab soal dipapan tulis.

“Benar. Baiklah kali ini saya amounin, lain kali saya suruh kamu berdiri diluar.” Ucap seongsaenim dengan tegas.

“Ne, seongsaenim. Mianhae, joengmal mianhae.”

Teeeeettttt … Teeeeettttt…

               Bel akhir sekolah berbunyi, aku segera membereskan barang-barangku.

“Hai, namamu choi eun ri kan??? Wajahmu mirip dengan siwon oppa ya. Yang anak kelas 2-A itu.” Sapa yeoja disampingku.

“Ne, aku choi eun ri. Hah? Siwon oppa? Aku tidak mengenalnya.” Jawabku sedikit bingung. Aku harus menutupi statusku.

“Kau tidak mengenal siwon oppa? Padahal semua murid wanita disini mengenalnya. Dia sangat popular. Walau ada kyuhyun oppa juga yang tidak kalah popular. Oia, namaku yu nanhee.” Jawab yeoja itu penuh semangat.

“Ah, aku benar-benar tidak mengetahui bahwa mereka itu popler. Mau pulang bareng sama aku?” Tanyaku kepada nanhee setelah aku kelar membereskan bukuku.

“Ne, kajja, kita jalan sekarang.”

               Sepanjang jalan aku dan nanhee terus bercerita tentang satu sama lain, tentunya dengan sedikit berbohong tentang statusku sebagai adik siwon oppa.


=== Rumah eun ri ===

“Yaaa! Kau, eun ri! Aku peringatkan padamu, jangan sekali-kali kau bercerita atau mengumumkan pada teman-teman mu bahwa kau adalah adikku. Aku tidak ingin ada yang tahu hubungan kita. Anggap aku tidak pernah mengenalmu dan sebaliknya.” Tiba-tiba siwon oppa berteriak kepadaku.

“Ne, aku tidak pernah menceritakannya. Karena aku tahu kau tidak akan menyukainya, dan mungkin kau malu dengan hal itu, aku sebagai adikmu.” Jawabku sambil menahan tangis.

               Dengan segera aku memasuki kamarku tanpa memperdulikan appaku yang memndangku sinis.



PS : Untuk para reader, di harapkan commentnya ya, supaya saya bisa memperbaiki kesalahan di FF selanjutnya.
       Makasih >.<

FF "Please, Dont Leave Me Alone part 11-end"

Posted by Kiri_Chan at 8:42 AM 0 comments

Main Cast : - Cho Kyuhyun
- Choi Eun ri
- Lee Donghae
- Choi Siwon
- Ri Rin
- Yuri

Genre : Romantic

Aku terus berjalan menuju stasiun.
Tapi dadaku semakin sakit.
10mmenit lagi aku akan tiba distasiun, tapi aku sudah merasa ga kuat.
Keringat mulai jatuh dari wajahku.

Pandanganku pun mengabur, aku tidak kuat lagi.
Tuhan, biarkanlah aku bertahan…
Dan…                                                                                   

~EUN RI END POV~

Aku sudah tiba disini dari 10 menit yang lalu, tapi eun ri belum muncul jua.
Aku ingin menghubunginya, dan aku segera membatalkannya, karena aku tahu, dia telah mematikan hpnya.
Aku jadi khawatir.

Aku percaya dia baik-baik saja.

Setengah jam berlalu…
Aku semakin khawatir sama dia.

“Oppa, mianhae. Aku sangat-sangat telat. Tadi omma menyuruhku sarapan dulu, padahal dia tahu aku akan telat”
Eun ri berlari kearahku sambil mengucapkan kata-kata itu.
Ah, syukurlah dia tidak apa-apa.

“Dasar kau ini ratu telat. Tapi ga papa sh, yang penting kau baik-baik saja.”

“Oppa, kau meikirkan apa sih? Aku pasti baik-baik saja lah. Hehehe…” Eun ri menjawabku dengan terenyum lebar.

Tapi aku melihat wajahnya sedikit pucat. Apa dia kurang enak badan ya?
Eun ri tetap tersenyum seperti biasanya.
Aku mengambil tindakan yang tepat untuk mengajaknya pergi, karena itu membuatnya sangat bahagia.

“Kajja, kita berangkat sekarang.” Ajakku.
“OK oppa. Lets go!”

Aku dan eun ri segera menghampiri motorku, dan kami segera berangkat.


- lokasi cotage –
Akhirnya kami sampai juga di lokasi.
Ah, udara yang sangat sejuk.
Dimana-mana hanya terlihat pepohonan dan gunung.

“Wuuuaaahhh, oppa, indah banget. Aku sangat suka tempat ini. Apa itu tempat kita menginap?”
Eun ri sangat mengagumi pemandangan disini.

“Iya, itu cottage kita. Bagaimana? Tidak menyesalkan dengan ajakkanku. Oia, amsih ada yang ingin aku tunjukkan padamu nanti. Lebih baik kita masuk dulu dan taruh barang-barang dulu.”

“Ne oppa.”

Kami segera masuk dan membereskan barang-barang kami.
Ada dua buah tempat tidur disini.
Pas untuk ku dan eun ri.

Aku melihat eun ri telah guling-gulingan di atas tempat tidur seperti anak kecil saja.
Aku Cuma bisa senyum-senyum melihat tingkahnya.
Tapi, wajahnya sedikit pucat.
“Eun ri ah, gwenchana yo? Mukamu agak pucat begitu.”
“Gwenchana oppa. Tenang aja. Hehehe… Oppa, ayo kita bermain diluar.”
Eun ri bilang ia tidak apa-apa, dan memang tingkahnya juga seperti itu.
Mudah-mudahan memang benar tidak apa-apa.

Aku mengajak eun ri berkeliling bersepeda.
Kami menyewa sepeda dari tempat penyewaan yang ada di sekitar cottage kami.

“Oppa, senang sekali rasanya bisa ada disini. Daebak… “
“Ne, aku tidak sengaja menemukan tempat ini waktu aku berpergian saat kita break kemarin. Aku berniat mengajakmu, eh malah aku mendengar kejadian itu menimpamu. Mianhae eun ri ah. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi.”
Aku benar-benar merasa bersalah dan menyesal kalau mengingat kejadian itu.


“Gwenchana oppa. Itu udah berlalu. Walau pun aku tidak ada nanti, aku tetap selalu ada dihatimu ko. Hehehe… aku kan no.1 di hatimu.”
Eun ri mengucapkan kata-kata yang seakan-akan ia akan pergi jauh.
Aku agak merasa gusar.
“Ah, kau ini. Kau tidak akan pernah pergi dari sisiku. Kau memang no.1 di hatiku.”

Setelah cape bersepeda kamipun kembali ke cottage, dan mandi sore.
Yup, nanti malam niatnya ku akan barbeque an dengan eun ri.
Aku membawa bahan-bahannya.

“Oppa, aku bantu kau ya untuk menyiapkan bahan-bahan barbeque nya.”
Eun ri menawarkan diri setelah ia selesai mandi.
“memang nya kau bisa? Aku takut keracunan nanti. Ahahhaa…” candaku, muka eun ri langsung cemberu.
“Oppa, aku bisa kalau hanya melakukan ini saja. Huh…” eun ri masih cemberut.
“Hahaha… Aku hanya bercanda ko. Jangan marah ya sayang. Ayo kita siapkan bahan-bahannya sama-sama.” Ucapku agar eun ri tidak cemberut lagi, dan akupun mencium keningnya.
“Hehehe… Oppa, aku jadi malu.”
Kulihat wajah eun ri memerah.
Manisnya wajah pemalunya itu. Aku semakin tidak ingin melepaskannya dari sisiku.

Malam itu sangat menyenangkan bagiku dan eun ri. Pemandangannya sangat indah.

“ Eun ri ah, bisa kau pejamkan matamu sebentar?” aku memintanya untuk memejamkan mata.
Aku ingin memberikan kejutan untuknya.

“ Waeyo oppa?”
“Aish, sudah pejamkan saja matamu sebentar.”
“Nde oppa.”

Aku segera mengeluarkan sebuah kalung untuknya. Dan ku pakainkan kalung itu ke lehernya.

“ Bukalah matamu sekarang.”
“Wuah, oppa, cantik sekali kalung ini.”
“ Kau menyukainya?”
“Nde oppa.”

Mata eun ri berbinar-binar memandang kalung itu. Aku benar-benar bahagia melihat ha itu.
Aku mendesain khusus kalung itu untuknya. Dan aku juga memiliki pasangan dari bandul kalung itu.

“ Lihat, ini pasangan dari bandul itu. Anggap saja kalung ini sebagai tanda bahwa kau milikku dan aku milikmu. Suatu saat nanti aku akan menggantinya dengan sebuah cincin yang akan mengikat kita untuk selamanyaa.”

Aku melhat air mata mulai jatuh ke pipi eun ri.
“ Ya, kau baik-baik saja? Kau sakit lagi?” aku sanga panic. Apa dia sakit lagi?

“Anio oppa. Aku baik-baik saja. Aku sangat bahagia oppa dengan pernyataanmu itu. Gomawoyo.”

“ Ah, aku kira kau sakit lagi.” Dengan segera aku memeluk dirinya. Aku cium lembut bibirna. Terasa kengahatan tubuhnya di badanku ini.
Aku benar-benar menyayanginya.

“ Eun ri ah, saranghae.”

“Nado saranghae oppa.”

Kami melewati liburan kami dengan sangat bahagia, dan sekarang sudah waktunya kami mengakhiri liburan ini. Aku tidak ingin ini semua berakhir.

Aku putuskan, pulang nanti aku akan segera mencari kerja sampingan, agar aku bisa dengan segera membeli cincin untuk eun rid an melamarnya.

-  Stasiun –

“ Oppa, aku turun disini saja ya. Kebetulan aku ingin bertemu denan ri rin dan yuri. Kami janjian ketemu di kafe seberang sana.”

“ Kau tidak langsug pulang? Nanti kau capek. Aku juga ikut ya.”
Aku tidak habis pikir, kenapa dia menerima permintaan teman-temannya untuk brtemu, padahal kan dia baru pulang.

“ Ani oppa. Aku tidak capek ko. Oppa pulang saja ya. Aku juga tidak akan lama. Mereka akan ikut ke rumahku.”

“ Ah, ne. kau jaga diri ya. Aku pulang dulu.”
Aku terpaksa mengalah padanya.

“ Oppa..” panggil eun ri saat aku akan mengenakan helm ku.

“ Ne?”

Aku merasakan sentuhan dibibirku. Eun ri mencium ku. Ini sangat aneh, eun ri tidak pernah melakukan hal ini didepan umum, dan tidak akan mau.

“ Gomawo yo oppa. Saranghae, yongwonhi saranhae!”
“ Nado saranghae, yongwonhi.” Kataku.
Dengan senyumannya dia mengantarkan kepergianku.

 Apartemen Kyuhyun –

“ Ya! Kau! Namja babbo! Dari mana saja kau?!!? Kenapa kau matikan HP mu?” teriak seseorang.
Ah, itu donghae. Tapi kenapa dia tampak marah kepadaku?

“ Ah, kau donghae. Kemana katamu? Aku kan pergi liburan. Aku kan sudah bilang padamu. Lagian eun ri yang memintaku mematikan HP agar tidak ada yang mengganggu.”

“ Mwo? Eun ri? Ga mungkin! Kau pergi dengan siapa?!?” Donghae masih menanyaiku dengan nada marah. Apa dia itu bodoh? Sudah pasti dengan eun ri. Aku kan pernah cerita.

“ Kau kenapa sih marah- marah seperti itu? Udah pastikan kan aku pergi dengan eun ri. Kau lupa ya?”
                                    
Aku melihat tubuh donghae bergetar, dia seperti menahan tangis.
                                        
“ Eun ri? Kau pasti bohongkan? Eun ri… Dia… dia… “

***

Hari ini aku kembali kesini, ketempat kau berada.
Ya, ini rumah eun ri sekarang.
Mungkin hanya sebuah gundukan tanah dimata orang, tapi bagi eun ri, ini rumah barunya.

Sudah satu tahun lalu ia berada disini.
Aku sangat shock dengan semuanya, benar-benar tidak percaya.

 FLASHBACK –

Setibanya aku di apartemen aku mendengar donghae marah-marah padaku. Aku sungguh tidak mengerti. Dia kan tahu aku pergi dengan eun ri.

“ Kau kenapa sih marah- marah seperti itu? Udah pastikan kan aku pergi dengan eun ri. Kau lupa ya?”
                                    
Aku melihat tubuh donghae bergetar, dia seperti menahan tangis.
                                        
“ Eun ri? Kau pasti bohongkan? Eun ri… Dia… dia… “

“ Eun ri kenapa? Cepat katakana donghae! Ada apa dengan eun ri?”

“ Dia sudah tidak ada.” Tangis donghae pecah seketika.

“Mwo? Apa kau bialng? Kau pasti bohong kan? Sudah 4 hari ini eun ri bersamaku. Berlibur bersamaku!” aku tidak percaya dengan semua omongan donghae.

“ Kyuhyun ah, saat eun ri menuju stasiun, panyakitnya kambuh. Dia segera dilarikan ke rumah sakit. Tapi…”

“Kau, kau bohong lee donghae ah. Kau membohongiku!” dengan segera aku berlari dan meninggalkan tasku dan donghae di depan apartemenku.

Aku segera menuju ke rumah eun ri.

Aku melihat beberapa orang keluar dari rumahnya. Ada sahabt-sahabat eun ri juga.
Bukankah mereka janjian di kafe depan stasiun?
Aku segera berlari masuk tanpa memperdulikan semua orang memandangku.

“ Dimana eun ri? Dimana dia?” teriakku kepada yuri yang berada didalam.

“Kyuhyun, tenanglah. Aku tahu kau sangat terpukul. Tapi tenanglah.”

Kulihat orang tua sedang menangis.

“ Bukankah kalian berdua sedang berada di kafe bersama eun ri? Dimana dia?” aku semakin kehilangan control emosiku.

“ Kyuhyun ah, terimalah semuanya. Walau ini sangat menyakiti hatimu dan hati kami.” Siwon hyung mncoba menenangkanku.

 Aku melihat sebuah bunga di letakkan didepan foto eun ri.

“ Enggak mungkin, enggak mungkin. Kemarin dia bersamaku. Berlibur denganku. Ini pasti ilusi.”

“Kyuhyun ah, eun ri menghembuskan nafasnya 3 hari yang lalu. Dan kami sangat panic saat tidak bisa menghubungimu.” Siwon hyung menjelaskan semua yang terjadi padaku dengan suara parau.

“ Semua pasti bohong!”

“ Kyuhyun ah, ini untuk mu. Ini dari eun ri. Ia selalu menggenggam ini saat dirumah sakit, dan memintaku untuk memberikan ini kepadamu.” Ri rin memberikan sesuatu kepadaku sambil menangis.

Ini…. Ini… kalung yang kuberikan kepadanya saat liburan bersama.
Bgaimana mungkin?

Aku tidak kuat lagu, aku menangis sekncang mungkin disitu. Seharusnya aku menyadari ada yang aneh dengan eun ri.
Aku menyesal.

“ Eun… Eun ri ah… please don’t leave me. Please…!”

 FLASBACK END –

Aku selalu kesini, mengunjunginya selama setahun ini. Kembali mengenang eun ri yang selalu hidup dihatiku.
Dengan sangat menyesal, aku pernah menyakitinya.
Yang bisa kulakukan sekarang aku hanya melihat tempat peristirahatan terakhirnya.
Mengenang kenangan kami berdua, dan membaca pesan terakhirnya untkku didalam buku diarynya.

Oppa, mianhae, jeongmal mianha kalu selama ini aku berbohong kepadamu.
Aku tidak ingin membuatmu khawatir dengan penyakitku ini.
Sepertinya aku akan meninggalkanmu.
Sebelum itu terjadi, aku akan membuatmu merasa aku ini terbaik bagimu.
Aku sangat menyayangimu oppa, melebihi apapun.
Oppa, gomawo, kau selalu ada disisiku saat aku memerlukanmu.
Kau menganggapku berarti walau orang tuaku menganggapku seperti angin.
Oppa, gomawo untuk semua kebahagian yang kau berikan kepadamu.

Oppa, jangan pernah menangis karena ku tidak disisimu.
Akau harap kau bahagia selalu oppa, walau tanpakuku disisimu.
Tapi aku akan selalu ada dihatimu oppa.

Oppa, jeongmal gomawo.
Saranghae oppa.

Eun ri, yongwonhi saranghae! Kau akan selalu dihatiku.
 

~ Kiri's Life ~ Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea