Cast :
Me as Choi Eun ri
My sist as Choi Eun Hee
Kim Jaejoong as Kim Jaejoong
Kim Junsu as Jaejoong's dongsaeng
hehehehe... >.<
“ Eun ri ah, mungkin aku tidak akan kesini lagi. Dan mungkin kau tidak akan
melihatku lagi, entah untuk waktu yang singkat atau pun selamanya.” Dia melepaskan
ciumannya dan berbicara dengan kacau.
“ Oppa, waeyo? Kau mau pergi? Oppa, jangan pergi,
aku mohon.” Tanpa sadar air mataku mengalir begitu saja.
“ Eun ri ah, uljima. Saranghae eun ri ah. Tapi aku
harus pergi. Mianhae.” Dia menciumku lagi. Dan dia menghilang.
“ Oppa, jangan oppa. Oppa…” aku terus menangis
sambil memanggilnya.
Hah… Hah… Hah… aku berusaha mengatur nafasku.
Ternyata itu semua hanya mimpi. Mimpi buruk.
Tapi aku merasakan bekas air mataku dipipiku.
Aku segera melihat jam, sekarang sudah jam 6 pari.
Aku segera bersiap-siap berangkat ke kampus.
---------------------------------------------------------------
Sudah sebulan lebih jaejoong oppa tidak lagi datang
kekamarku.
Apakah mimpi itu sebenarnya nyata?
Braaakkk…
“ Hah, meanhae, jeongmal mianhae. gwenchanayo?”
seorang namja menabrakku dan berusaha membantuku berdiri.
“ Ne, gwenchana. maaf aku harus pergi sekarang.”
“ Ah, ne, sekali lagi aku minta maa.”
Aku segera berjalan meninggalkannya, walau aku
sebenarnya tidak sedang terburu-buru.
“ Junsu ah, apa jaejoong hyung sudah siuman dari
kkomanya?” Tanya namja yang tadi menabrakku.
Aku segera berhenti saat mendengar perkataan namja
itu kepada temannya. Aku berbalik dan mengikuti mereka dari belakang.
“ Belum hyung. Jaejoon hyung masih belum sadar juga.
Padahal dokter bilang keadaannya sudah tidak kritis lagi. Seandainya kecelakaan
itu tidak terjadi, mungkin hyung tidak akan koma selama itu.”
“ Maaf, kalian bilang tadi jaejoong? Maksud kalian
kim jaejoong? Apakah itu benar?”
Tanpa sadar aku menghentikan mereka, dan segera
mamstikan bahwa yang mereka bahas itu merupakan jaejoong oppa.
“ Ah, ne. Kau mengenal hyungku?” Tanya namja yang
bernama junsu.
“ Ne. Bisakah kau mempertemukan aku dengannya? Aku
mohon.” Tanpa sadar aku mulai menangis.
“ Kau kenapa? Jaejoong kan dirumah sakit. Masa kau
tidak tahu?” orang yang menabrakku tadi mulai kebingungan melihatku menangis.
“ Aku mohon. Antarkan aku kepadanya. Aku mohon.” Aku
merasa tenagaku hilang.
Aku merindukan oppa.
“ Ah, ne.
kami akan mengantarkanmu sekarang.” Kata namja itu.
Di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, aku
menceritakan semuanya.
Namja yang tadi menabrakku merupakan sahabat
jaejoong oppa, bernama yoochun.
Mereka tidak mempercayai semuanya.
- Rumah Sakit –
Aku segera menghampiri tubuh itu, ya itu tubuh
jaejoong oppa.
Aku melihat tubuhnya lemah.
Aku terus menangis disampingnya.
Aku meminta ijin pada omma untuk menginap di tempat
nanhee, padahal aku menunggui jaejoong oppa.
Ommanya jaejoong oppa bingung melihatku seperti itu.
Dia menemaniku di rumah sakit menunggui jaejoong
oppa.
Tanpa terasa sudah seminggu aku mengetahuinya.
Insomniaku kambuh lagi.
Kraaaakkk… Pintuku ada yang membuka.
Apakah itu oppa? Aku melihat kebelakang.
Dan aku melihat sosoknya, sosok yang aku rindukan.
Itu jaejong oppa.
“ Eun ri ah, kau belum tidur lagi?” tanyanya padaku.
Aku segera berlari kearahnya, aku segera memeluknya.
“ Eun ri ah, aku merindukanmu.”
Sepanjang malam itu oppa menemaniku, tidur di
samping tempat tidur untuk menemaniku.
Dengan samar-samar aku mendengar suara oppa.
“ Eun ri ah, ini untuk terakhir kalinya aku
melakukan hal ini. Masuk kekamarmu malam-malam dan menghilang tiba-tiba. Eun ri
ah, saranghae.”
Sinar matahari masuk kedalam kamarku. Kulihat pintu
kamarku terbuka. Tetapi jaejoong oppa sudah tidak ada.
Aku buru-buru bangun dan mandi. Aku segera pergi ke
rumah sakit.
Sebelumnya aku mendatangi rumah jaejoong oppa, tidak
ada satu orangpun disana.
- RumahSakit –
Aku melihat kedalam kamar oppa. Sudah tidak ada oppa
didalam sana.
Semuanya sudah rapi. Suster baru saja membereskan
tempat tidurnya.
Apa yang terjadi? Apa yang terjadi pada Jaejoong
oppa?
“ Sus, kemana pasien yang menempati kamar ini?”
“ Maaf, dia…” suster tidak menjawab pertanyaanku.
Kulihat wajahnya berubah. Ekspresi yang tidak bisa digambarkan.
Aku mulai menangis. Apa jaejoong oppa telah pergi?
Aku terus berlari. Aku memanggil taksi dan segera
menuju rumah jaejoong oppa.
Pintu rumahnya terbuka. Tanpa permisi aku masuk.
“ Eun ri ah, kenapa kau disini?”Tanya junsu
kepadaku.
“Junsu ah, dimana jaejoong oppa? Junsu ah, dimana
dia?” aku terus menangis.
“ Dia…” junsu menjawabku dengan ragu-ragu.
Aku tidak kuat lagi, aku terjatuh terduduk. Terus
mangis tanpa henti.
Aku merasakan seseorang memelukku dari belakang.
“ Eun ri ah, uljima. Aku mohon berhentilah. Hatiku
sakit melihatmu menangis.”
Suara ini. Ini suara jaejoong oppa.
Segera aku membalikkan badanku, dan memeluknya.
“ Oppa, ini kamu kan? Ini beneran kau. Kau tidak
akan pergikan oppa?”
“ Ne eun ri. Ini aku. Aku tidak akan pergi lagi. Aku
akan selalu disisimu.”
Jaejoong oppa terus memelukku.
Ternyata kemarin saat jam 3 pagi oppa sadarkan diri.
Dan oppa meminta untuk pulang pagi harinya.
“ Eun ri ah, aku merindukanmu. Rasanya aku selalu
bertemu kau selama aku koma. Padahal aku hanya terus memandangimu selama ini
dikampus.”
“ Oppa, kau terus datang kekamarku. Kau selalu
menemaniku tiap hari.”
~ Jaejoong POV ~
Akhirnya aku terbangun juga dari komaku.
Aku merasa badanku sehat-sehat saja, bahkan aku bisa
berjalan seperti biasanya.
Tapi aku merasa kehilangan, aku kehilangan eun ri
yang sepertinya selalu bersamaku.
Apakah mungkin? Selama ini aku hanya memandanginya
dikampus.
Sudah lama aku menyukainya.
Tapi didalam otak ku yang lain, ada ingatan dimana
aku bercanda dan bermain bersama eun ri.
Apa hanya pengaruh komaku saja?
Atau kah benar teori-teori itu, yang bilang saat
koma, arwah seseorang akan pergi meninggalkan tubuhnya dan pergi kemanapun ia
mau?
Apa aku benar bermain bersama eun ri?
Aku sangat kaget saat aku melihat eun ri sedang
menagis diruang tamu rumahku.
“Junsu ah, dimana jaejoong oppa? Junsu ah, dimana
dia?” aku terus menangis.
“ Dia…” junsu menjawab pertanyaannya dengan ragu.
Tanpa sadar aku memeluknya.
“Eun ri ah, uljima. Aku mohon berhentilah. Hatiku
sakit melihatmu menangis.”
Aku berusaha membuatnya berhenti menangis.
Dia membalikkan badannya, tanpa menatapku dia
memelukku.
“ Oppa, ini kamu kan? Ini beneran kau. Kau tidak
akan pergikan oppa?” dia ragu dengan keberadaanku sekarang.
“ Ne eun ri. Ini aku. Aku tidak akan pergi lagi. Aku
akan selalu disisimu.”
Akhirnya aku bisa mendapatkannya.
“ Oppa, kau kenapa sampai koma seperti itu?” Tanya
eun ri setelah ia tenang.
Aku dan eun ri mengobrol didalam kamarku.
“ Aku tertabrak mobil saat aku akan mengungkapkan
perasaanku pada seorang yeoja yang selama ini menarik perhatianku.”
“ Oppa, siapa dia? Kau tidak mencarinya sekarang?”
tanyanya bingung.
“ Buat apa aku mencarinya? Dia sudah berada
didekatku sekarang.”
Kulihat wajahnya memerah.
“ Eun ri ah, maukan kau menjadi pacarku? Menjadi milikku
selamanya?”
“ Ne oppa. Aku juga menyayangimu.”
“ Tapi oppa, kenapa kau selalu datang kekamarku ya?”
“ aku juga tidak mengerti tentang hal itu. Sudahlah
lupakan itu. Mulai sekarang aku akan benar-benar bersamamu, bukan sebagai hantu
yang kau cintai, tapi sebagai seorang namja real yang kaucintai.”
Aku segera mencium bibirnya yang mungil.
~ Jaejoong end POV ~
Aku berharap ini bukan lah mimpi lagi.
Dan aku harap jaejoong oppa tidak menjadi hantu yang
selalu datang tiba-tiba dan menghilang tiba-tiba lagi.
“ Oppa, saranghae.”
END.
Maaf ya kalau misalnya ga jelas banget ending nya.
Hehehehe...
Tetep komen ya... >.<